domba-1.jpg

MENGENAL DOMBA DAN TEKNIK PENGEMBANGBIAKANNYA

MENGENAL DOMBA DAN TEKNIK PENGEMBANGBIAKANNYA
     Memasuki hari ketiga dan keempat (9-10/9), para Peserta Pembekalan Padat karya dikenalkan dengan materi pengenalan domba, teknik pemeliharaan dan pengembangbiakan domba dan pengandangan domba 180 peserta tersebut dipecah menjadi tiga kelas yang setiap kelasnya akan mempelajari ternak domba dan kambing.
     Menurut Iyan Sopiyan, S. Pt, salah satu pemateri yang ahli di bidang peternakan, banyak dari para peserta tidak bisa membedakan kambing dan domba. Banyak pula dari mereka yang tidak mengenal jenis-jenis domba. Sesuatu yang paling mendasar ini akan mempengaruhi pengembangbiakan domba. “Para peserta di sini sering mengawinkan domba secara silang. Tetapi mereka tidak tahu jenis dan berdasarkan keturunan mana yang dikawinkan itu”. paparnya
     Di Indonesia banyak jenis-jenis domba yang diternakan. Tidak hanya domba Garut, tetapi ada domba Texel Wonosobo yang memiliki postur tubuh yang besar dan berbulu wol keriting nan halus. Lehernya pun panjang dan berekor kecil. Selain itu ada domba Batur Banjarnegara (Domas) yang disekujur tubuhnya termasuk mukanya dipenuhi dengan bulu dominan warna putih. Selain itu tubuhnya pun besar baik jantan dan betinanya tanpa ditumbuhi tanduk. Ada pula domba bertubuh kecil biasa disebut domba Gembel. Karena, domba tersebut berbulu kusam. Meski kecil, Domba Gembel mampu beradaptasi di situasi cuaca yang buruk dan pakan darurat sekalipun. Mudah berkembang biak hingga mampu menghasilkan 2-5 ekor disetiap kelahirannya.
     Untuk pengembangbiakan pun, perlu perhitungan yang teliti pada persoalan genetik. Sangat penting untuk memilah domba yang unggul sehingga keturunan domba tersebut mampu meningkatkan nilai rata-rata sifat produktif. Caranya adalah pendataan di setiap generasi domba oleh para peternak. Nantinya data tersebut diseleksi, mana domba dengan kualitas gen unggul.
Terdapat tiga metode seleksi:
1.       Tandem Selection merupakan cara yang paling sederhana, seleksi dilakukan terhadap satu sifat terlebih dahulu, sampai sifat yang diinginkan tersebut tercapai, baru kemudian terhadap sifat yang lainnya.
2.       Seleksi batas penyingkiran bebas (Independent Culling Level) yaitu seleksi pada masa hidup domba meliputi seleksi bobot lahir, bobot sapih, bobot badan umur 100 hari, bobot umur satu tahun, dan uji sperma dan libido pada domba jantan.
3.       Seleksi indeks (Index Selection) yaitu cara seleksi yang terbaik dan akurat, banyak menggunakan kriteria sifat yang dikehendaki dan  dapat menghitung nilai ekonomisnya.  Namun seleksi ini tidak dapat dilakukan pada populasi pemula yang tidak mempunyai informasi data yang lengkap dan sulit diterapkan pada kondisi peternakan rakyat, karena jumlah populasi harus banyak dan perlu keahlian dalam analisis komputer.  Index Selection hanya dapat dilakukan pada populasi yang terkontrol, intensif, informasi data lengkap, sistem perkawinan dalam populasi harus terarah, serta banyak faktor lainnya yang harus diamati. Paparnya dalam slide show di siang itu.
Jika demikian, domba unggul yang akan lahir di tiap periode pun akan teruji. Angka produktifitas secara otomatis melonjak naik. Asalkan memperhatikan pula faktor-faktor yang mempengaruhi hasil perkawinan kambing seperti bangsa, genetik, umur induk, bobot badan, kondisi         induk dan pejantan.
 
 
PENGEMBANGBIAKANNYA
     Pemilihan induk menjadi langkah awal untuk pengembabiakan domba. Menurut Bony Irvan Faisal S. Pt., syaratnya ialah induk harus sehat, tidak cacat, keadaan fisik yang prima, bulu bersih, mata bening, kakinya tegak, moncongnya tumbul, dan cermin hidung lembab. Secara umur setidaknya satu tahun dan minimal sudah melahirkan dua anak kambing. Pejantan pun demikian. Bedanya adalah bobot harus lebih dari 40kg dan umur di atas 1,5 tahun.
     Lanjut Bony, kita harus tahu tanda-tanda kambing yang birahinya sedang tinggi. Karena percuma jika tidak sedang berbirahi sekalipun sepasang domba disekandangkan mereka tidak akan kawin. Domba yang sedang berbirahi tinggi ditandai dengan, Alat kelamin betina merah, agak bengkak, Gelisah dan mengembik, Menaiki Ternak lain atau diam bila dinaiki, Menggerak-gerakan ekor. Siklusnya  domba 15 – 18 hari atau rata-rata 17 hari dan  Kambing 19 – 23 hari atau rata-rata 21 hari. Jika tanda birahi nampak pada pagi hari, waktu yang tepat untuk mengawinkaannya adalah waktu siang atau sore tepatnya 6-9 jam setelah tanda birahi tampak.
     Terdapat dua teknik pengawinan kambing yaitu secara individu ataupun kelompok.
    Untuk yang individu sepasang domba secara langsung dikawinkan dengan bantuan peternak agar mempersingkat waktu perkawinan. Sementara yang berkelompok, satu ekor pejantan dimasukan ke dalam kandang yang berisi 10 betina berahi dan biarkan selama dua bulan. Setelah dua bulan, dicek kembali. Bagi domba yang masih menunjukan estrus (birahi).
Lantas, jika hamil dan memasuki persiapan melahirkan, peternak harus memisahkan induk yang akan melahirkan ke kandang yang bersih. Agar mempermudah akses minum, wadah air domba harus diukur yakni 30-35 di atas lantai kandang. Pakan sang induk pun tidak boleh diberi rumput muda, tetapi daun-daunan berkualitas.
     Ketika bayi domba lahir, kulit ari-ari harus diikat dengan benang katun dan disterilkan dengan yodium/ garam. Secara langsung, anak domba pun akan langsung menghampiri susu induknya. Tetapi bagi yang tidak langsung menyusui, akan terjadi kematian pada anak domba. Maka, perlu pengganti susu anak domba dari induknya. Susunya bisa dari susu sapi murni, atau susu bubuk yang dicampur dengan gula dan minyak ikan.
 

Komentar

Belum ada komentar

Posting comments after 3 bulan has been disabled.